BiruLana

Mozaik 8 Petrikor

Sesekali suara dentingan sendok dan piring terdengar di dining room keluarga Danuwijaya Hadiyanto. Pria separuh baya itu melahap healthy oatmeal with fruit and nuts. Riga (si sulung) tengah menggiling soto daging sapi di dalam mulutnya. Sementara itu, Biru sibuk mengaduk-aduk susu cokelat yang hangat. Wajahnya terlihat masam. Sesekali ia melirik ke arah ayahnya, membuat rasa …

Mozaik 8 Petrikor Read More »

Mozaik 7 Blasteran Surga Berhati Neraka

“Kei, gue nginep di tempat lo dong ntar malem.” Kunyahan Keilana terhenti. Ia menatap Dian untuk meminta penjelasan. “Gue lagi kesel sama kakak gue. Males ngeliat mukanya.” Kunyahan di waktu senja itu berlanjut. Keilana mengangguk sambil menyandarkan punggung di bangku taman kampus yang sepi. Meskipun mulutnya aktif menggiling makanan, tapi matanya bergerilya di segenap penjuru. …

Mozaik 7 Blasteran Surga Berhati Neraka Read More »

Mozaik 5 Bayi Gula

“Tumben hari ini lo nggak dihukum.” “Jangan dong. Gue kan mau kuliah dengan tenang,” protes Keilana dengan bibir tidak lepas dari permen lolipop. “Untung ini hari terakhir orientasi.” Dian terkekeh. “Eh, tapi lo hebat loh bisa dapetin tandatangan dua cowok itu.” “Gue dibantuin kakak tingkat. Baik banget dia.” “Hooo…. Hebat ugha you.” Keilana tersenyum tipis. …

Mozaik 5 Bayi Gula Read More »

Mozaik 4 Bukan Pangeran

Sol sepatu putih yang beradu dengan lantai itu terdengar berderap-derap. Keilana melesat dengan wajah panik menuju kelas. Hari ini ia terlambat. Alasannya bukan karena bangun kesiangan atau kena macet. Ini semua gara-gara setoples selai coklat, roti, dan segelas susu di pagi hari. Rupanya perut jelata Keilana belum terbiasa menerima laktosa di pagi hari. Mulas. Lambungnya …

Mozaik 4 Bukan Pangeran Read More »

Mozaik 3 Sepatu Putih

“Kei, mimpi apa lo bisa kuliah di sini?” Keilana bergumam pada diri sendiri. Takjub pada takdir yang tiba-tiba membawanya ke salah satu kampus keren di Jakarta. Yup! Akhirnya Keilana menyetujui tawaran kuliah dari Pak Danu. Dan di sinilah ia sore ini: duduk manis dengan para mahasiswa baru lain di dalam kelas. Bukannya mendengarkan sabda kakak …

Mozaik 3 Sepatu Putih Read More »

Mozaik 2 Yang Ditunggu, Hilang

BRUKKK! Lelaki separuh baya bertubuh kurus itu terjerembab, lunglai dengan leher bergelimang darah. Sorot matanya menyiratkan kesakitan dan ketakutan. Takut jika nyawanya tidak tertolong dan meninggalkan putrinya sendirian di dunia ini. Ia berharap sebuah keajaiban datang. Namun hingga hembusan napasnya berada di ujung garis kehidupan, keajaiban itu tak kunjung tiba. Tubuh itu lambat laun dingin. …

Mozaik 2 Yang Ditunggu, Hilang Read More »

Mozaik 1 Lima Ratus Ribu

“Di!” Keilana menepuk pundak Madi yang sedang buang air di batang pohon. “Adoooohh!!!” teriak Madi. “Eh?! Kenapa lo?!” panik Keilana. Pemuda berambut cepak itu meringis sambil membenahi celananya. Setelah itu, ia berbalik dengan wajah super masam. “Masa depan gue kejepit! Kampret lu!” maki Madi. “Kok jadi gue?!” “Lagian lu ngapa sih nyamperin gue yang lagi …

Mozaik 1 Lima Ratus Ribu Read More »

Prologue

“Iya. Gue emang suka sama lo, Albiru Kavi.” Seketika suasana di kantin senyap mendengar pengakuan Keilana. Namun keheningan itu hanya berlangsung sejenak. Di detik berikutnya, bisikan para pengunjung kantin memenuhi telinga. Keilana menatap Biru dengan sorot mata kesal. Sementara itu, Biru masih bertahan dengan ekspresi dinginnya yang mampu menggetarkan hati dan jiwa kaum hawa. Tiba-tiba …

Prologue Read More »