Ngobrol santai bersama Manoj Punjabi CEO, produser MD Pictures.
Baca part sebelumnya, namun jika lebih suka nonton video sudah semua part ada dalam video di atas.
Tanya:
Ada lagi pertanyaan Pak apa strategi bapak agar film ini bisa jadi box office Indonesia.
Jawab:
Tadi sudah saya cerita apa masih kurang apa lagi strategi nya udah gila-gilaan udah all out banget enggak kompromiSaya ingin membuat sejarah membuat film baik yang penting strateginya paling penting adalah kontennya kuat.
Tanya:
Semoga enggak PHP pas tanggalnya Pak jangan mundur lagi.
Jawab:
Kita udah siap filmnya jadi mempet di kertas harusnya sudah siap tayang.
Tanya:
Pak Manoj bagaimana menyikapi sebelum syuting hingga rilis perbedaan dari beberapa hal dari novel ke film.
Jawab:
Gini ya tanggapan saya kalau dari novel pasti gak mungkin sama, tapi untuk saya pertama kali paling setia sama novel Ini pertama kali di ayat-ayat Cinta 2, biasanya lebih lari dari novel ini yang paling setia karena novelnya udah kuat jadi elemen dasarnya strukturnya kaya novel.
Orang baca sama visual pasti beda mungkin kalau saya ikut 100% orang kecewa karena enggak mungkin jadi flash.
Novel kan kita imajinasi sendiri kalau visual udah nggak bisa imajinasi yang kita nonton itu imajinasi yang terjadi.
Ayat-ayat Cinta 2 paling sesuai dengan novel paling mendekati dengan novel.
Tanya:
Pak Manoj ini ada yang bertanya soal kenapa tidak ada yang mewakili perasaannya Fahri yang nyanyiin dengan penyanyi laki-laki.
Jawab:
Ada Anda dengar lagunya dan nanti komen ada lagunya kita mau wakili semua karakter nanti dengar.
Jadi saya lihat ada filmnya lagunya mewakili, kenapa nggak laki konsep kita dari perempuan Saya mau dari perempuan point of view wanita punya point of view apa Karena ini.
Ini film diterima oleh masyarakat tapi wanita punya feel dapat saya bisa percaya. Memang saya kira ini keren tapi feel tokoh Fahri itu idola banget itu keren banget.