[ad_1]
Jakarta – Badarawuhi di Desa Penari menjadi film sequel dari film horror terlaris sepanjang masa di Indonesia. Film yang akan tayang lebaran nanti, mengusung inovasi terbaru di dunia perfilman di Indonesia. Film Badarawuhi di Desa Penari menjadi film pertama yang menggunakan kamera IMAX bukan hanya di Indonesia melainkan di Asia Tenggara.
Melihat arti dari IMAX (Image Maximum) itu sendiri membuat IMAX menjadi standar kualitas film tertinggi yang dijadikan dalam standar industri film.
Lalu apa yang membedakan IMAX dengan bioskop reguler? Ringkasnya, IMAX memberi kualitas 9x lebih besar dari bioskop reguler. Sama halnya seperti menonton YouTube, dengan adanya peningkatan resolusi apalagi hingga 9x besarnya, kualitas audio dan visual akan meningkat lebih tinggi.
Dari visual, gambar yang dihasilkan lebih tajam, tekstur gambar lebih jelas, partikel-partikel kecil seperti cahaya lebih terlihat. Kemudian dari audio lebih terasa dan sensitif walaupun dengan setting frekuensi tinggi.
Namun IMAX sendiri memiliki beberapa kategori, di film Badarawuhi di Desa Penari, tim produksi memutuskan dari pra produksi untuk memproduksi film ini untuk IMAX. Beberapa film ada yang dibuat untuk konversi ke IMAX namun, di film ini film diproduksi dari awal dengan kamera bersertifikat IMAX.
Kamera bersertifikat IMAX itu sendiri memiliki beberapa spesifikasi yang lebih tinggi dibanding kamera sinema pada umumnya. Seperti menggunakan film 70 mm dan menggunakan aspek rasio tertentu ( 1,43:1 atau 1,90:1.)
Kamera dengan standar IMAX berbeda dengan kamera untuk merekam video pada umumnya butuh lensa sinema khusus dan perlakuan khusus untuk kamera sinema ini.
Manoj Punjabi pun berkata bahwa film Badarawuhi di Desa Penari merupakan film yang diambil dengan kamera bersertifikat IMAX yang berbeda dengan film bioskop reguler.
“Jadi Film ini kameranya certified by IMAX. Jadi masyarakat yang nonton di IMAX akan merasakan perbedaannya seperti aspek rasio di IMAX. Jadi kita akan merasakan full screen, depthnya full screen, aspek rasio dan lain lain,” tutut Manoj Punjabi saat konferensi pers di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan (6/3/2024)
Para cast pun mengaku lebih lelah karena merasakan flow shooting yang baru dan lebih kompleks dari project mereka sebelumnya, karena kali ini menggunakan kamera bersertifikat IMAX.
“Jujur ini film tercapek aku selama aku syuting karena teknisnya banyak banget dan, nanti kalau kalian nonton banyak banget teknis-teknis dari hal detailnya itu luar biasa diperhatikan. Jadi ini capek banget, capek fisik, capek mental juga karena ini pertama kalinya buat aku , jadi aku mau memberikan yang terbaik, dari hati pastinya” jelas Maudy Effrosina di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan (6/3/2024)
Dengan inovasi Badarawuhi di Desa Penari yang menggunakan IMAX, sepertinya masih jauh untuk film Indonesia untuk mencapai film-film seperti film Nolan.
Pasalnya tetap ada perbedaan kamera yang dibuat untuk IMAX dan kamera yang tersertifikasi untuk IMAX. Di film ini, dengan kehebatan yang kamera yang digunakan tetap tidak bisa menyetarai kamera IMAX seperti yang dipakai Nolan di Openheimmer.
Hanya ada beberapa kamera yang dibuat dengan bekerja sama dengan IMAX untuk menghasilkan kualitas IMAX. Kamera yang dibuat untuk IMAX seperti: Phantom 65 IMAX 3D digital camera, ARRI Alexa IMAX digital camera, Blackmagic URSA Mini Pro 12K. Kamera tersebut adalah kamera yang dibuat untuk mendedikasikan device nya menghasilkan kualitas IMAX.
Setelah kamera dibuat untuk IMAX, pihak IMAX pun mensertifikasi beberapa kamera yang mempunyai kualitas sekelas IMAX seperti: Arri Alexa LF (4.5K camera), Arri Alexa Mini LF (4.5K camera), Panavision Millennium DXL2 (8K camera), Red Ranger Monstro (8K camera), Red V-Raptor (8K camera), Sony CineAlta Venice (6K camera), Arri Alexa 65 IMAX (6.5K camera.)
Walau ada beberapa kamera yang tersertifikat IMAX, tetap ada kerenggangan kualitas antar kedua jenis kamera IMAX tersebut. Dengan kualitas tertinggi kamera yang tersertifikat IMAX (8k) tak akan mampu untuk menyambangi kamera yang dibuat hanya untuk IMAX seperti Blackmagic Ursa Pro Mini (12k)
Walau film Indonesia masih belom bisa mencapai kasta tertinggi kamera di perfilman, kita harus tetap berbangga dengan inovasi yang dilakukan di film ini. Tak menutup kemungkinan ke depannya sinema Indonesia akan menyetarai kualitas seperti Hollywood.
Simak Video “Perbedaan Sosok Badarawuhi di Film Kedua“
[Gambas:Video 20detik]
(ass/ass)
[ad_2]
Sumber