Beban Produser Itu Berat Banget




Jakarta

Jika membedah soal industri film maka ada banyak sekali elemen di dalamnya, beberapa yang paling dikenal oleh masyarakat ada aktor, sutradara, dan produser. Ketiganya merupakan posisi yang paling sering disebut-sebut dalam sebuah film dan juga bertanggung jawab atas kelangsungan serta hasil film itu sendiri.

Produser kerap diidentikan sebagai sosok yang memodali film tersebut dan mengurus perihal bisnis dari karya tersebut, tapi nyatanya tak sesederhana itu. Ada banyak sekali tugas dan tanggung jawab dari seorang produser yang mungkin saja jarang diketahui oleh orang awam.

Dalam wawancara bersama Manoj Punjabi, CEO dari MD Entertainment, detikcom mengulas sedikit soal tugas-tugas yang diembannya pada beberapa karya film terbaru, termasuk Catatan Si Boy.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Pria berusia 50 tahun itu pun mengatakan peran produser dalam industri film sangatlah penting karena mereka bertugas untuk menjaga kelangsungan industri dan juga bagaimana karya-karya yang beredar di masyarakat bisa tetap berkualitas.

“Produser itu penting karena dia yang memproduksi semua, dia harus cari cerita yang menurut dia bisa jualan apa nggak, dari IP komersial nggak dan menyambungkan ke director. Film sudah selesai editing harus lihat market bisa terima apa nggak, trus dia harus bisa marketing dan distribution film itu,” ungkapnya saat ditemui di MD Place, Jakarta Selatan.

Untuknya ada perbedaan penting antara film bagus dan box office. Tugas produser menjadi penyeimbang di antara dua kategori tersebut sehingga secara bisnis film tersebut bisa tetap menghasilkan dan tak merugikan para investor ataupun elemen lainnya di dalam industri tersebut, seperti bioskop serta para penonton.

“Karena gini film bagus dan box office itu berbeda, produser harus tahu mana film yang bagus yang bisa box office, semua sudah bikin film bagus dan menang ajang-ajang penghargaan tapi nggak laku, terus gimana tanggung jawab ke investor mau balik duitnya dan bioskop juga harus ramai. Produser itu bebannya berat banget sampai terakhir udah bikin film bagus ya bisa aja rugi, jadi dia harus menentukan nasibnya dari satu lembar kertas lho harus menentukan itu bisa laku atau nggak,” paparnya.

Manoj Punjabi saat ditemui di kantornya di MD Place. Foto: Asep Syaifullah/detikHOT

Manoj mengungkapkan ia kerap kali harus membuat pilihan sulit dalam waktu singkat untuk bisa memutuskan apakah sebuah film layak untuk diproduksi atau tidak. Karena kesalahan sedikit saja akan membuat ia dan juga para investor rugi besar. Tentunya hal ini juga mempengaruhi citra dirinya serta perusahaan tersebut.

Lalu bagaimana caranya ia bisa tahu film itu bagus atau tidak?

“Dari elevator pitch lho, dalam satu menit saya sudah harus menentukan ini film bagus dan laku apa nggak. Kalau saya bilang nggak tapi ke tangan orang terus laku ya berarti saya bodoh, saya bilang iya lanjut ke halaman lainnya jadi keluar duit lebih gimana? Itu produser. Karena harus pakai topi idealis, komersial dan seninya. Jadi penyeimbang antara semuanya. Kayak Catatan Si Boy saya yakin filmnya bagus, ada potensi box office, tapi tinggal kita lihat aja sampai on the floor,” terangnya.

Manoj Punjabi menceritakan salah satu kesulitan yang dialaminya selama proses kreatif film Catatan Si Boy. Usai membeli lisensi dari kisah tersebut, mereka sempat dipusingkan dengan konsep yang akan diambil untuk menggarap kisah yang booming pada era 80-an itu.

Ada pertimbangan yang cukup lama hingga akhirnya dipilih penggarapan film re-boot dari Catatan Si Boy yang digarap oleh Hanung Bramantyo.

“Catatan Si Boy itu paling sulit kita ambil konsepnya ke mana. Apakah kita cuma ambil judul terus ganti cerita, mau dramanya kental, atau angle mana itu yang sulit. Kita udah ambil IP Boy, tapi kalau ceritanya nggak kayak Catatan si Boy ngapain gw taruh judul itu. Jadi debat dan pemikiran untuk konsepnya mau dibawa ke mana itu jadi tantangan terbesar. Apakah ini relatable nggak untuk zaman sekarang, saya nggak mau ini jadi hanya nostalgia saja.”

“Saya mau gen-z, millennials bisa relates dan tertarik dengan love story ini. Karena argumentasi soal mana ada tokoh Boy, kan nggak ada orang se-perfect Boy, tapi ternyata ada yang bilang Pak ada lho. Bahkan anak saya juga mencari pasangan seperti Boy dan ada teman saya juga mengatakan mau punya menantu seperti Boy, itu kan berarti relatable dan ada harapan,” pungkasnya.

Simak Video “d’Greatisan: Seru-seruan Bareng Cast Film ‘Catatan Si Boy’, ada Tiket Nonton Gratis Lho!
[Gambas:Video 20detik]
(ass/wes)



Sumber

Tinggalkan BalasanCancel reply