Pukul lima pagi. Biru mengendap-endap. Persis maling. Ketika berpapasan dengan Bi Marni dan Bi Sum, ia berlagak normal. Tersenyum manis pada kedua asisten rumah tangganya hingga dua perempuan itu berpandangan heran. Oh, baiklah. Senyuman manis di pagi hari itu tidak normal untuk seorang Biru. Pokoknya bukan Biru banget! Tapi di luar itu, semuanya terlihat seperti … Continue reading Mozaik 14 Arunika
Copy and paste this URL into your WordPress site to embed
Copy and paste this code into your site to embed