[ad_1]
Geliat industri perfilman Tanah Air semakin menemukan titik cerah. Tak sedikit kini film-film produksi lokal yang dilirik publik untuk dinikmati.
Sejumlah produser sekaligus pekerja film pun angkat bicara tentang hal ini. Masing-masing meyakini, industri ini harus semakin didorong.
Dalam gelaran halal bihalal yang digelar XXI, Senin (25/7) mereka menyampaikan trik tentang bagaimana film-film Indonesia harus bisa disukai publik.
|
Mira Lesmana misalnya mengatakan, kunci sebuah film menarik adalah cerita yang bisa memberikan pengalaman baru bagi publik setelah ditonton.
“Cinematic experience itu penting untuk bioskop. Film harus memberikan hal lebih ke penonton karena mereka bayar. Orang milih, jadi kita harus paham kebutuhan,” ujarnya didampingi Riri Riza.
Mira mencontohkan ketika dirinya menggarap ‘Pendekar Tongkat Emas’ kemudian berlanjut di ‘Ada Apa dengan Cinta? 2’.
“‘Pendekar Tongkat Emas’ itu nggak tembus penonton banyak, tapi ‘AADC? 2’ berhasil gairahkan kembali. Produknya harus diyakini dulu kena ke penonton,” urai Mira lagi.
|
Selain Mira, hadir pula HB Naveen produser di balik ‘Comic 8: Casino Kings’ juga ‘My Stupid Boss’. Menurutnya dalam beberapa hal Indonesia harus bisa mencontoh Hollywood.
“Yang perlu diperhatikan itu publik dan promosi. Istilahnya take the best from the East and presenting as the best as the West,” ujar pria yang berdiri di bawah atap rumah produksi Falcon Pictures ini.
|
“Film Indonesia harus industri, profit. Korea punya 50 juta penonton. Kita masih 2 persen karena tertinggi 5 juta. Kesempatan market share yang besar,” ujar Manoj Punjabi CEO rumah produksi MD Pictures.
(doc/doc)
[ad_2]
Sumber