DURATION: 85 Minutes
ROMAN PICISAN menceritakan kisah cinta antara Canting (24) dan Bali (27), dua orang yang sangat berbeda sifat, latar belakang dan dunia, namun dipertemukan oleh berbagai keadaan yang membuat mereka berdua akhirnya saling jatuh cinta.
Canting terlahir dari keluarga akademisi, budayawan, dan aristokrat jawa yang kaku dan konvensional. Sementara Bali, berasal dari keluarga broken home yang liberal, yang membuat Bali sudah belajar hidup mandiri semenjak muda karena ia memilih tinggal sendiri di pulau dewata karena tak mau memilih salah satu dari kedua orangtuanya yang bercerai sejak ia berusia sembilan belas.
Cerita bermula saat Canting pergi menghadiri pernikahan Widya (24), sahabat baiknya sejak kecil yang menggelar acara pernikahannya di pulau Bali. Namun acara pernikahan itu jadi berantakan akibat ulah Bali yang membuat Tomtom, sahabatnya sekaligus sang mempelai pria, gagal hadir di acara pernikahannya sendiri. Hari-hari berikutnya pun dijalani Canting dengan satu tekad, yaitu menyatukan kembali hubungan cinta Tomtom dan Widya. Sementara Bali bertekad melakukan sebaliknya, yaitu membubarkan hubungan Tomtom dan Widya secepat mungkin dan secepat ia bisa.
Perseteruan Canting dan Bali membuat keduanya terjebak dalam berbagai kekonyolan dan aksi sabotase, yang puncaknya malah membuat mereka terdampar berdua di sebuah daerah asing dan terpencil. Saat mereka sedang berdua saja itulah benih-benih cinta mulai bermunculan, terlebih saat keduanya menghabiskan malam di sebuah perahu nelayan di pinggir pantai karena mereka tak kunjung menemukan penginapan atau angkutan yang bisa membawa mereka pulang. Malam itu di bawah langit Bali yang bertaburan bintang, Canting dan Bali saling mencurahkan isi hatinya yang terdalam. Chemistry pun mulai berpercikan di antara mereka berdua.
Sayangnya saat benih cinta mulai tumbuh di hati Bali dan Canting, sebuah halangan besar muncul diantara mereka berdua. Pasalnya tepat beberapa saat sebelum ia berangkat ke Bali, Canting telah menyetujui permintaan ayahnya, Prasetyo (55), untuk menikahkannya dengan Bimo (30), anak seorang sahabatnya. Akhirnya karena keadaan, akhirnya Bali dan Canting pun terpaksa berpisah di bandara Ngurah Rai saat Canting akan kembali pulang ke Jogja dan menjalankan pernikahannya.
Namun ternyata Bali belum mau menyerah begitu saja. Saat Canting dan Bimo sedang menjalani sesi foto pre wedding, Bali muncul dan menyamar sebagai fotografer yang akan meliput seluruh prosesi pernikahan Canting dan Bimo. Tujuan Bali hanya satu. Ia ingin dapat kesempatan berbicara empat mata dengan Pras untuk meminta restunya agar diperbolehkan menjadi pendamping hidup Canting. Namun rupanya rencana Bali itu tidak berjalan mudah. Ia terus mendapat halangan dan rintangan hingga akhirnya hari akad nikah pun tiba. Dan di hari itu pula akhirnya Bali menghadapi Pras dan membeberkan semuanya. Namun saat Pras menanyakan apakah Canting memilih Bali atau Bimo, jawaban Canting amatlah menyedihkan. Canting yang tidak ingin menghancurkan martabat keluarga dan kebahagiaan ayahnya, dengan berat hati terpaksa memilih Bimo. Bali pun mundur dan pergi secara ksatria. Meninggalkan separuh jiwanya yang harus ia relakan pergi untuk bersanding dengan pria lain.
Delapan tahun kemudian..
Bali yang sedang melamun di pantai tempat ia dan Canting pernah menghabiskan malam di perahu nelayan tiba-tiba didatangi seorang anak perempuan kecil yang berusia enam tahun dan memberikan sepotong kue brownies, kue yang sangat berarti bagi Bali dan Canting. Begitu melihat kue itu Bali pun langsung curiga dan benar dugaan Bali, ternyata Canting lah orang yang menitipkan kue itu. Saat akhirnya mereka bertemu muka, Canting yang telah cerai dari Bimo sejak tiga tahun yang lalu pun meminta maaf pada Bali akan keputusannya waktu itu. Bali pun memaafkan Canting dan bilang bahwa semua itu adalah bagian dari masa lalu. Dan sekarang cerita mereka berdua yang sesungguhnya baru akan dimulai..
Youtube MD Pictures