58 Tahun Berdiri, PPFI Terus Jaga Produktivitas Film Indonesia

[ad_1]

Jakarta – Persatuan Produser Film Indonesia (PPFI) didirikan Bapak Perfilman Indonesia Djamaludin Malik dan Usmar Ismail pada 16 Juli 1956. Memasuki tahun ke-58 organisasi tersebut masih menjadi penyumbang terbesar film nasional yang beredar.

Sebagaimana semangat awal berdirinya 58 tahun lalu, yaitu mengawal dan mempertahankan keberadaan perfilman Indonesia di negara sendiri. Sampai kini, semangat itu masih berusaha dipertahankan.

“80 persennya merupakan produksi dari para produser film yang bernaung di institusi PPFI,” ujar Ketua Umum PPFI Firman Bintang dalam pernyataannya yang diterima detikHOT, Rabu (17/7/2014).

Mempertahankan besaran angka produksi film nasional dalam setahun, bukan pekerjaan mudah. Namun anggota PPFI sekarang diklaim sebagai pelaku industri perfilman sejak tahun 70-an dan 80-an, produser yang tangguh dan memiliki loyalitas kepada organisasi.

“Dengan loyalitas yang setara kepada kecintaan kepada industri perfilman Indonesia itupula, PPFI tidak pernah berhenti berproduksi. Karena jika PPFI berhenti berproduksi, dapat dipastikan jumlah film nasional yang main di bioskop akan turun drastis, dan dampaknya layar bioskop akan dikuasai film impor,” ujarnya.

Ketika didirikan PPFI didukung 17 perusahaan film, dan terus berkembang. Pada 2007 saat menyelenggaraan Kongres ke-17, anggota PPFI mencapai 150 perusahaan film. Sebelumnya di tahun 2006, bersama GASFI, PPFI mengusahakan pembebasan pajak impor atas bahan baku dan peralatan film, serta bekerjasama dengan Academy of Motion Picture Arts and Sciences untuk membentuk Committe Members.

Selain itu, PPFI bersama organisasi perfilman lainnya, GPBSI dan GASFi turut memperjuangkan peninjauan UU Perfilman dan Peraturan-Peraturan Pelaksanaannya. Didukung empat Ketua Bidang, yaitu Gope T.Samtani, Ir.Chand Parwez Servia, Manoj Punjabi dan Naldy N. Haroen, serta Harris Lasmana sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Organisasi (DPO), Firman Bintang yakin masa bakti kepengurusannya dari tahun 2011-2015 akan terus menjadi bagian tak terpisahkan dari keberadaan dan perjuangan film Indonesia.

(ich/ron)

[ad_2]

Sumber

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *