Persatuan Produser Film Indonesia (PPFI) dan Kementerian Pariwisata sepakat untuk terus menjaga eksistensi film nasional, baik di dalam negeri maupun dunia internasional. Tentunya diperlukan dukungan semua pihak, bukan hanya dari pelaku industri film seperti PPFI, tapi juga dukungan konkrit dari pemerintah.
Ketua Umum PPFI Firman Bintang bersama jajaran pengurus PPFI seperti produser Sunil Samtani, Harry Simon, Chand Parwez Servia, dan Manoj Punjabi menemui Menteri Pariwisata Arif Yahya dan jajarannya baru-baru ini membahas isu tersebut. PPFI berharap pembangunan citra film di dalam negeri dan tingkat global, yang telah dirintis tetap berjalan di kementerian Pariwisata di era Arief Yahya
“Karena menguarai dan membangun citra perfilman indonesia di dunia internasional bukan pekerjaan mudah,” kata Firman Bintang dalam keterangan yang diterima detikHOT, Senin (26/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Selain itu PPFI juga mengusulkan agar urusan perfilman tetap berada di bawah kementrian Pariwisata alih-alih di bawah Kemendikbud, “Karena menurut kami, film bisa lebih berkembang di bawah kementerian Pariwisata,” tambahnya.
BACA JUGA: Marsha Timothy Tancap Gas dengan Peran Pengidap HIV
Selama ini kementerian pariwisatalah yang dinilai PPFI selalu mendorong kemajuan industri perfilman nasional secara konsisten. Baru-baru ini PPFI juga sudah menandatangani MoU dengan Pemprov Jabar, untuk melakukan kerjasama mengangkat potensi pariwisata di Jabar melalui medium film, dengan memaksimalkan lokasi syuting.
Chand Parwez Servia menambahkan, sejatinya kondisi industri film di dalam negeri saat ini sangat menyulitkan. Terutama karena film nasional dalam himpitan film AS dan Eropa.
“Jadi kita seperti menjadi penumpang di rumah sendiri,” ujar produser dari rumah produksi film Starvision Plus itu. Dia menambahkan, seharusnya ada perlindungan dari pemerintah atas film nasional, seperti pemerintah Korea dan Iran, memproteksi film nasionalnya.
“Karena dukungan pemerintah untuk pasar internasional sangat penting, agar dunia dan pasar internasional tahu, kalau pasar film kita establis,” ujarnya.
Hal senada diungkapkan Manoj Punjabi dari MD Pictures yang mencetak film hit ‘Habibie & Ainun’ serta ‘Merry Riana’. Manoj meminta pemerintah lebih berfokus pada beberapa market film yang paling pas dengan produk kreatif Indonesia saja.
BACA JUGA: Film ‘Tabula Rasa’ Diputar di New York
“Yang kita butuhkan eksistensi bahwa Indonesia ada di sana. Plus marketnya harus kita disain jauh-jauh hari, dengan strategi yang matang,” katanya merujuk pada berbagai pasar film besar seperti European Film Market di Berlin, Hongkong Film Market dan Mipcom di Cannes.
Menurut Arif Yahya film memang sudah sepatutnya menjadi bagian dari industri kreatif, “Kalau direct impack-nya nggak terasa, paling tidak ada side impact-nya ada bagi industri film sendiri,” katanya. Oleh karena itu, dia membutuhkan peta industri film yang jelas di Indonesia.
(ich/ich)